Kampung Coklat Blitar adalah sebuah tempat wisata yang sangat terkenal di Jawa Timur. Terletak di Jl. Benteng Blorok No. 18, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar., kampung ini merupakan tempat yang tepat untuk mempelajari dan menikmati sejarah serta proses pembuatan coklat. Kampung Coklat ini memiliki area seluas 4,5 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan, seperti pabrik coklat, toko oleh-oleh, dan museum. Pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan coklat dari biji kakao yang masih mentah hingga menjadi coklat siap saji. Selain itu, pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh berupa coklat dengan berbagai macam rasa dan bentuk yang unik. Selain Makam Bung Karno, Kampung Coklat ini merupakan destinasi wisata di Blitar yang jadi favorit wisatawan. Wisata ini berada di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Saking populernya, Kampung Coklat ini tak pernah sepi pengunjung setiap akhir pekan. Selain menjadi tempat wisata, Kampung Coklat ini juga memiliki nilai edukasi yang tinggi. Pengunjung bisa belajar tentang sejarah coklat serta proses pembuatan coklat yang dilakukan secara tradisional. Selama perjalanan menuju lokasi, pengunjung disuguhkan pemandangan kota Blitar, hamparan sawah, dan area perkebunan yang hijau. Tak heran sebab kota Blitar populer dengan area perkebunan berbagai tumbuhan, terutama cokelat. Ada beberapa jalur yang bisa pilih untuk menuju ke lokasi wisata Kampung Coklat Blitar, yaitu 1. Rute 1 dari Kota Blitar Dari kota Blitar, ambil arah selatan ataupun ke Kecamatan Jembatan Kademangan. Saat ada pertigaan, lewati saja ataupun ambil jalan lurus. Setelah itu, Moms cuma penting mengejar papan petunjuk jalan yang banyak tersedia, hingga mencapai Kampung Coklat Blitar. 2. Rute 2 dari Stasiun Blitar Dari arah stasiun Blitar, masuklah ke Jl. Mastrip. Kemudian Lurus ikuti jalan dan belok kiri kemudian masuk ke Jl. Raya Trisula. Selanjutnya, beloklah ke kiri menuju Jl. Banteng Blorok, dan sampai di tujuan. 3. Rute 3 dari Tulungagung Dari arah tulungagung, ikutilah jalan menuju Blitar melewati Jembatan Kademangan. Kemudian, putar balik setelah jembatan dan ambil kiri. Setelah itu, ikuti jalan sampai lampu merah selatan pasar kademangan, Lalu, belok kiri, dan sampailah di tujuan. Apa Itu Kampung Coklat Blitar? Salah satu hal yang jadi ciri khasnya kota Blitar ialah kakao ataupun cokelat. Ini menjadikan Blitar dijuluki sebagai kota penghasil kakao terbesar di Jawa Timur. Karena ada banyak pohon coklat yang tumbuh, masyarakat Blitar pun membudidayakannya. Dari perkebunan biasa, hingga akhirnya menjadi lokasi wisata edukasi yang diberi nama Kampung Coklat Blitar. Layaknya lokasi wisata, Kampung Coklat ini memiliki banyak keindahan yang bisa dinikmati pengunjung. Ada jajaran perkebunan coklat yang rimbun dan berbuah lebat, hingga kedai pengolah coklat menjadi aneka makanan dan minuman. Hal yang Bisa Dinikmati di Kampung Coklat Blitar Seperti namanya, bersingah ke wisata ini anda akan di manjakan dengan nuasa “serba cokelat”. Di sini, pengunjung bisa menyaksikan bagaimana proses kakao ataupun buah coklat dipetik dan diolah menjadi berbagai makanan dan minuman. Karena serta mengusung konsep edukasi, di sini pengunjung akan diajari cara memutuskan kakao yang berkualitas, sebelum diolah. Selain menjadikan coklat asli, di sini ada serta olahan coklat yang dicampur dengan berbagai bahan lain. Tidak seperti yang ada di cafe-cafe modern , cafe di Kampung Coklat ini dirancang khusus berada di bawah pohon coklat yang rimbun. Fasilitas lain yang tersedia di Kampung Coklat ini lumayan memadai. Misalnya, area parkir yang luas, toilet umum, mushola, dan lain-lain. Selain itu, ada serta outlet yang melego aneka oleh-oleh khas, seperti olahan coklat dan kaus. Harganya serta relatif terjangkau. Di sini banyak tempat penginpan yang sudah di sediakan, jadi jangan ragu datang kesini. Hal ini sebab Kampung Coklat ini memiliki lokasi yang lumayan strategis. Ada homestay hotel, bungalow, ataupun villa, dengan rentang nilai yang bervariasi, mulai dari Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional Kampung Coklat Blitar Kabar baiknya, Moms tak penting merogoh kocek dalam-dalam jika mau berwisata ke Kampung Coklat ini. Untuk menikmati keindahan suasana perkebunan coklat di loka wisata ini, Moms musti melunasi tiket masuk sebesar per orang. untuk rombongan 50 orang, Moms bisa bisa diskon Jika mau mendapat makan siang berupa nasi kotak, ada anggaran imbuhan sebesar Untuk anggaran parkir bagi yang membawa kendaraan bermotor pribadi, akan dikenakan untuk sepeda motor, dan untuk mobil. Kampung Coklat ini buka setiap hari, hari Senin sampai Jumat pukul hingga WIB. Sedangkan untuk hari weekend Sabtu, Minggu dan tanggal merah buka pukul WIB. Setiap hari Jumat, Kampung Coklat ini akan ditutup sementara selama waktu sholat seru, destinasi wisata ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, bagus dari Blitar ataupun luar kota. Tak jarang serta ada wisatawan mancanegara yang berkunjung untuk memandang suasana Kampung Coklat Nah, itulah informasi tentang Kampung Coklat Blitar.
WisataKampung Coklat ini berlokasi di Jalan Banteng Blorok, nomor 18, Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar. Untuk mengetahui lokasi tepatnya, Anda bisa melihat Google Maps ya! Untuk harga tiket masuknya sendiri terbagi menjadi 3 kategori, yakni tiket weekday (Rp5000), tiket weekend (Rp10.000), dan Tiket Paket Wisata (Rp32.500).Selayang Pandang Kampung Coklat Kampung Coklat merupakan tempat hiburan buatan berbasis wisata edukasi yang menarik dan nyaman. Kampung Coklat berada di Jalan Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menjadi salah satu tempat tujuan rekreasi kebanggaan warga Blitar maupun luar Kota Blitar, baik untuk keluarga atau kaum muda. Walaupun tempat ini sudah tidak asing bagi warga Blitar, tetapi ada banyak hal yang membuat pengunjung tidak merasa bosan untuk mengunjunginya lagi. Hal ini tidak mengherankan, karena tempat wisata yang berbasis edukasi ini memiliki banyak keunggulan untuk menarik pengunjung. Tersedia berbagai wahana menarik bagi anak-anak maupun orang dewasa dan spot foto unik bertema vintage rustic yang dapat dijadikan sebagai objek maupun latar foto ciamik. Tersedia pula berbagai macam food court dengan aneka menu pilihan yang dapat anda nikmati, terdapat fasilitas hall indoor maupun outdoor untuk berbagai event, juga produk coklat berbagai varian yang dapat Anda beli untuk oleh-oleh bagi keluarga maupun kerabat di rumah. Dengan luas sekira 6,5 hektar, Kampung Coklat juga memiliki perkebunan yang memasok kebutuhan produksi, yaitu biji kakao untuk bahan dasar pembuatan coklat. Didalam Kampung Coklat itu sendiri terdapat pabrik produksi pengolahan coklat, olahan coklat yang dibuat di tempat wisata itu menghabiskan sekitar tiga ton per hari yang hasilnya dijual kepada pengunjung dan juga dikirim keluar kota. Disini, Anda tidak perlu khawatir jika tidak memungkinkan untuk berjalan jauh, tersedia golf car dan sepeda listrik yang bisa digunakan untuk berkeliling. Lengkap juga dengan galeri coklat yang memudahkan pengunjung membeli sesuatu yang dibutuhkan selama berada di lokasi wisata ini, terutama untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk kebutuhan oleh-oleh. Begitu juga dengan masjid besar untuk beribadah, ada juga penginapan untuk pengunjung yang ingin menginap di Kampung Coklat. Begitu juga dengan masjid besar untuk beribadah, ada juga penginapan untuk pengunjung yang ingin menginap di Kampung Coklat. Konsep tempat bermain yang ramah anak dan tentunya edukatif ini memang cocok sebagai lokasi hiburan keluarga. Pengunjung dewasa maupun anak-anak akan bisa menikmati waktu disana dengan baik. Keunikan tersendiri di Kampung Coklat telah menjadi hiburan yang disukai untuk seluruh keluarga serta tidak membosankan untuk dikunjungi. Sejarah Kampung Coklat Tahun 2004 Sejarah kampung coklat bisa ditelusuri jejaknya dari tahun 2004. Ide ini berawal saat bisnis dari seorang peternak ayam bernama H. Kholid Mustofa bangkrut akibat wabah flu burung. Flu burung yang lagi merajalela itu, membuat H. Kholid banting setir ke budidaya coklat. Kebetulan saat itu ia memiliki lahan seluas 720 meter persegi. Sebenarnya kebunnya telah ditanami 120 kakao sejak tahun 2000. Karena saat itu fokus bisnis H. Kholid di peternakan ayam, sehingga kebun itu tak terlalu diurus. Andaipun kakao panen, ia langsung menjualnya dengan harga murah sekitar Rp Kemudian, Ia memutuskan untuk berguru perkakaoan di PTPN XII Blitar dan Pusat Penelitian kopi dan kakao di Jember. Tahun 2005 Di pertengahan 2005, Kholid mengajak para petani membentuk gabungan kelompok tani Gapoktan yang diberi nama Guyub Santoso. Ada 21 petani yang bergabung saat itu. Kholid dan para petani yang tergabung dalam kelompok ini mencari informasi harga biji kakao kering di Surabaya. Ternyata harganya lumayan mahal. Di Surabaya itu harga biji kakao kering dihargai Rp perkilogramnya. Mendapat informasi itu, Kholid makin semangat untuk mengembangkan kakao. Di Gapoktan ini, hasil panen petani dihimpun lalu dikeringkan. Tahun 2007 Pada 2007, kelompok ini mendapat pesanan untuk memasok biji coklat di sebuah pabrik pengolahan biji coklat sebanyak 3,2 ton perbulan. Kholid sempat menimbah ilmu cara mengelola kakao di pabrik coklat Monggo Yogyakarta dan Silver Queen. Tahun 2013 Lalu pada 2013, Kholid mulai membuat coklat sendiri bekerjasama dengan Anggi coklat asal Blitar. Bubuk coklat itu dipasarkan ke sejumlah daerah seperti Solo dan Surabaya. Tahun 2014 Pada 2014 akhirnya dia memutuskan untuk membuat wisata edukasi coklat. Ia pun membangun sebuah kawasan yang diberi nama Kampung Coklat. Testimoni Mereka Tentang Kampung Coklat "Hebat, saya tidak banyak komentar, dengan biaya murah tapi ini tidak murahan. Betul kami kagum"Dahlan IskanMenteri BUMN Era Presiden Susilo Bambang YudhoyonoTempor incididunt ut labore. Et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse ultrices gravida. Risus commodo viverra maecenas accumsan lacus vel JoeAdventure TravellerTempor incididunt ut labore. Et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse ultrices gravida. Risus commodo viverra maecenas accumsan lacus vel Fernanda's PhotographerTempor incididunt ut labore. Et dolore magna aliqua. Quis ipsum suspendisse ultrices gravida. Risus commodo viverra maecenas accumsan lacus vel HiltonProfessor Profil H. Kholid Mustofa Owner PT. Kampung Coklat Blitar Kegagalan beternak ayam petelur di tahun 2004 yang disebabkan oleh mewabahnya virus flu burung membuat Kholid Mustofa untuk memutar otak. Sebagai seorang kepala keluarga yang memiliki tanggungan tiga orang membuatnya berpikir akan sebuah usaha yang baru. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ayam yang dia miliki pada saat itu berjumlah ekor dan menjadi sumber utama kehidupannya. Bisnis beternak ayam tersebut telah Kholid jalankan selama empat tahun. Akan tetapi, virus flu burung menjadi penyebab utama kebangkrutan tersebut. Kholid mencoba untuk bangkit dengan merawat 120 pohon kakao yang dimiliki oleh kaluarga. Pohon kakao tersebut telah ditanam sejak tahun 2000 diatas lahan seluas 750m2. Itulah yang menjadi awal inspirasi Kholid untuk memulai usaha ini. Selain itu, salah satu faktor yang cukup besar adalah tidak adanya pekerjaan dan tuntutan ekonomi membuat Kholid menjadi lebih fokus di kebun kakao keluarga. Usaha Kholid ini termasuk dalam jenis Necessity Enterpreneur. Disisi lain, banyaknya masyarakat yang masih menganggur di sekitar tempat tinggalnya membuat Kholid berpikir untuk membuat lapangan pekerjaan. Biji kakao yang dipanen dari kebun tersebut laku dijual seharga Rp kg. Akan tetapi, penjualannya harus keluar kota yaitu di Sumberpucung, Malang pada seorang tengkulak. Dari situ, dia berpikir jika kakao yang belum begitu dirawat dengan benar saja mampu dijual dengan harga segitu, bagaimana dengan yang dirawat secara sungguh-sungguh. Usaha yang begitu serius dimulai dengan magang di PTPN XII di Penataran, Nglegok, Blitar, Jawa Timur pada tahun 2005. Pada tahun itu juga, Kholid belajar di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di jember, Jawa Timur. Disanalah Kholid mendalami teknik budidaya kakao dengan benar. Dengan keinginan yang besar setelah pulang dari Jember, Kholid membuat bibit kakao sebanyak pohon yang nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mensosialisasikan kakao pada masyarakat Blitar. Akan tetapi, respons yang ada masih sangat rendah. Sehingga bibit kakao tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada petani. Kakao tersebut ditanam pada area Perhutani melalui Lembaga Masyarakat di Kawasan Hutan LMDH. Untuk mengikat kebersamaan antar petani, maka dibentuklah kelompok tani Guyub Santoso pada pertengahan tahun 2005. Kelompok tani tersebut terdiri dari 21 anggota yang selanjutnya pada akhir 2005 berkembang manjadi gabungan kelompok tani. Melalui Gapoktan itu, Kholid mampu mengetahui jika harga biji kakao kering yang ada di pergudangan Tanjung Perak, Surabaya. Harga tersebut jauh lebih tinggi daripada harga yang ada di tengkulak, yaitu Rp Hal itu membuat Kholid semakin optimis untuk dapat menjadi pemasok biji kakao di pabrik olahan. Hingga pada akhirnya di tahun 2007, Kholid mendapat kepercayaan untuk memasok biji kakao di pabrik pengolahan coklat sebesar 3,2 ton per bulan. Biji kakao tersebut dibeli oleh pabrik dengan harga Rp Pemasokan ke pabrik olahan tersebut telah berkembang menjadi 300 ton per bulan. Setelah berhasil menjadi pemasok biji kakao, Kholid tidak puas kemudian memiliki ambisi untuk mengolah biji kakao menjadi coklat sendiri. Usahanya untuk dapat membuat coklat sendiri dilakukan terlebih dahulu dengan mengunjungi pabrik coklat Monggo, Ceres, dan SilverQueen. Hingga pada akhirnya di tahun 2013 bekerja sama dengan ahli coklat dari Blitar, Kholid memulai mengolah coklat sendiri. Usaha Kholid untuk mengolah coklat tersebut mendapat dukungan yang baik dari pemerintah. Dimana pemerintah membantu memberikan mesin pengolahan coklat. Produk hasil olahan tersebut diberi nama GuSant dan sempat dijual di Bandara Surabaya, Solo serta Jogja. Namun, penjualan coklat di Bandara tersebut belum memuaskan sehingga ditarik kembali. Dari kegagalannya tersebut, dia mengubah orientasi usahanya dari produk menjadi wisata edukasi. Usahanya tersebut diberi nama Kampung Coklat yang terletak di jalan Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Wisata edukasi yang berdiri sejak 17 Agustus 2014 ini memiliki harapan untuk mampu memberikan pengetahuan tentang budidaya tanaman kakao hingga pengolahan coklat. Perjuangan Kholid tidak sia-sia, saat ini Kampung Coklat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Blitar. Setiap harinya pengunjung Kampung Coklat mencapai 1000 orang, baik untuk berwisata edukasi maupun menikmati olahan coklat. Kerja keras, pantang menyerah dan ulet menjadi kunci keberhasilan Kholid. Baginya kerja keras ini belumlah seberapa. Masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mimpinya, yaitu menjadikan Indonesia sebagai kiblat coklat dunia. Kampung Coklat saat ini berada di bawah lembaga KSU Guyub Santoso, CV Guyub Santoso dan UD Guyub Santoso. Semua lembaga hukum tersebut berperan sebagai penggerak pemasaran biji kakai di pasaran tingkat regional, nasional hingga ekspor. Prinsip yang diembannya adalah sukses petani, sukses gapoktan, masyarakat sejahtera. Dalam menjalankan usaha Kampung Coklat, Kholid menanamkan kultur perusahaan Kampung Coklat adalah wisata edukatif yang mengedepankan kemanfaatan pada masyarakat. Jaringan yang dimilikinya terdapat sebanyak 48 Kelompok Tani Kakao se-Kabupaten Blitar – Gapoktan Kakao se-Jawa Timur.
Berlokasidi Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kampung Coklat Blitar menyajikan wisata yang cukup unik, dan tidak bisa ditemui di daerah lain. Yaitu, pemandangan alam yang indah dan memberikan nilai edukasi pada para pengunjungnya. Kampung Coklat Blitar bermula dari perkebunan biasa, hingga akhirnya menjadi
Kampung Coklat merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan yang datang ke Blitar selain Makam Bung Karno. Secara administratif kampung coklat terletak di Ds. Plosorejo, Kec. Kademangan, Kab. Blitar. Setiap akhir pekan selalu dipenuhi dengan banyak wisatawan dari berbagai macam daerah, karena apa yang ditawarkan oleh kampung coklat belum bisa ditemui di daerah lain. Suasana di Kampung Coklat Di Kampung Coklat wisatawan bisa menemukan berbagai macam informasi tentang coklat, mulai dari pembibitannya, pengolahan hingga coklat siap dinikmati dalam berbagai macam produk yang ada. Bisa dibilang kalau kampung coklat adalah surga untuk para pecinta coklat. Ada aneka macam olahan coklat yang bisa wisatawan coba di kampung coklat, mulai dari bubuk coklat, aneka jenis permen coklat, minuman coklat, kue dari coklat, hingga mie dari coklat. Minuman Khas Kampung Coklat Ada banyak fasilitas bermain yang disediakan oleh kampung coklat untuk memanjakan para pengunjungya seperti terapi ikan, live concert di akhir pekan, permainan perahu, hingga pusat oleh-oleh khas coklat. Selain itu fasilitas penunjang lain seperti hall, ruang pertemuan, paket edukasi dan bahkan wisatawan bisa mengikuti cooking class menghias permen coklat. Aneka Oleh Oleh Coklat Fasilitas di Kampung Coklat Ada banyak sekali fasilitas yang tersedia di kampung coklat. Berbagai wahana permainan anak bisa dicoba lho. Tiket Masuk Kampung Coklat Saat ini tiket masuk ke kampung coklat adalah Rp. / orang. Akses menuju kampung coklat sudah sangat baik dengan aspal dan jalan yang lebar. Semua jenis kendaraan bisa masuk mulai dari roda dua hingga bus besar. Parkir kendaraan juga cukup luas di kampung coklat. Dari pusat kota Blitar, ikuti jalan ke selatan menuju pantai tambakrejo. Dari lampu merah perempatan kademangan ambil ke kiri menuju ke kampung coklat Dari arah tulungagung, ikuti jalan ke Blitar melewati Jembatan Kademangan, putar balik setelah jembatan dan ambil kiri. Ikuti jalan sampai lampu merah selatan pasar kademangan belok kiri.Blitar ANTARA - Wisata edukasi di Kampung Coklat, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, telah memperoleh rekomendasi uji coba buka dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf. Kawasan ini dulunya adalah peternakan ayam petelur. "Hingga tahun 2004, saat terjadi wabah flu burung, barulah dirintis perkebunan kakao, yang dimulai dari lahan seluas 250 meter persegi," kata Direktur Pengembangan Bisnis Kampung Coklat Akhsin Al Fata, saat dikonfirmasi di Blitar, Minggu. Sejak itu perlahan perkebunan kakao semakin luas, seiring meningkatnya permintaan ekspor, khususnya untuk material makanan olahan coklat. Akhsin memastikan saat ini luas perkebunan kakao di Kampung Coklat Blitar telah mencapai sekitar 5,3 hektare. "Sejak tahun 2014 terbuka untuk masyarakat umum sebagai wahana wisata edukasi," ujarnya. Sempat ditutup di awal masa pandemi virus corona COVID-19 pada bulan Maret hingga Juli 2020, serta selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM pada bulan Juli hingga September 2021. “Sekarang mulai dibuka kembali dalam tahap uji coba,” ucap Akhsin. Di kawasan wisata ini, masyarakat diajak berkeliling perkebunan untuk menyaksikan budi daya kakao, pasca panen, sampai proses pembuatan makanan olahan coklat. Pemerintah Kabupaten Blitar menyatakan dukungannya terhadap kebangkitan kembali sektor pariwisata, seiring mulai dilonggarkannya penerapan PPKM di masa pendemi COVID-19. Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso mengungkapkan berdasarkan Instruksi Dalam Negeri Inmendagri, status PPKM di wilayah Kabupaten Blitar saat ini masih tercatat di level 3. Namun asesmen Kementerian Kesehatan telah menempatkan Kabupaten Blitar ke dalam level 1 PPKM COVID-19. "Vaksinasi COVID-19 terhadap masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar telah mencapai 69 persen untuk masing-masing dosis 1 dan 2," katanya. Atas dasar itulah Wabup Rahmat mendorong kebangkitan kembali sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Blitar yang sempat terpuruk akibat dampak pandemi COVID-19. "Untuk kebangkitan kembali sektor pariwisata, sebenarnya kita sudah di level 1 PPKM tapi masih dalam tahap uji coba. Yaitu tempat pariwisata boleh buka dengan protokol kesehatan serta syarat-syarat lainnya," ujarnya. Wabup Rahmat meyakini destinasi wisata di Kabupaten Blitar tidak kalah dengan daerah-daerah lain. "Salah satunya Wisata Edukasi Kampung Coklat. Silahkan dilihat sendiri, begitu bagusnya tempat ini. Hasil dari perkebunan itu sendiri, terutama coklat, diekspor sampai ke Swiss," tuturnya. Komoditas Ekspor Direktur Pengembangan Bisnis Kampung Coklat Blitar Akhsin Al Fata mengungkapkan salah satu alasan tempat ini sejak 2014 dibuka sebagai destinasi wisata adalah untuk menunjukkan salah satu komoditas ekspor Indonesia kepada masyarakat. "Indonesia adalah tiga terbesar produsen kakao di dunia. Tapi belum banyak masyarakat mengetahui itu. Di situlah kami ingin membagikan ilmu yang kami miliki sehingga masyarakat tahu kalau Indonesia penghasil coklat dari kakao," katanya. Tercatat selama ini ekspor biji kakao terbanyak dari Kampung Coklat Blitar adalah ke negara Malaysia. Menurut Akhsin, di Malaysia, material asal Kampung Coklat Blitar kemudian diolah menjadi berbagai produk makanan. "Produk-produk makanan olahan coklat dari Malaysia itu selanjutnya dipasok ke pasar Eropa, Timur Tengah dan berbagai belahan dunia lainnya," ujarnya. Akhsin menandaskan, demi memenuhi pasar ekspor tersebut, Kampung Coklat di Blitar juga bekerja sama dengan menerima hasil panen dari para petani kakao asal daerah lain, seperti dari Madiun, Jember, Banyuwangi, Jawa Timur dan Gunung Kidul, Yogyakarta. *Smn5ySr.