Advertisement Komponen sistem efi - Sistem EFI atau electronic fuel injection adalah rangkaian kelistrikan mesin yang berfungsi untuk menyuplai bahan bakar dari tanki ke ruang bakar dengan masa yang ideal. Dari penjelasan diatas, maka bisa disimpulkan kalau sistem EFI adalah sebuah sistem bahan bakar pengganti karburator. Kelebihan sistem EFI Mampu meningkatkan performa mesin Bahan bakar lebih irit Meningkatkan efisiensi mesin Emisi lebih ramah lingkungan Tidak perlu penyetelan karburator Kekurangan sistem EFI Perlu perawatan yang cukup ekstra Tidak bisa asal dilakukan modifikasi mesin Prinsip kerja sistem EFI adalah dengan menggunakan perhitungan real time untuk mengetahui berapa kebutuhan bensin saat itu juga. Hal ini menyebabkan perbandingan bensin dan udara pada mesin EFI selalu ideal pada kondisi apapun. Selengkapnya bisa baca ; Cara kerja sistem efi mobil Komponen pada sistem EFI mobil dan fungsinya 1. Tanki bahan bakar Fungsi tanki bahan bakar adalah sebagai wadah penampung bensin selaku sumber tenaga dari mobil. Mobil-mobil keluaran dibawah tahun 2000 mungkin masih banyak ditemui tanki berbahan plat logam. Namun pada mobil-mobil sekarang, tanki bahan bakar banyak dibuat dari bahan plastik tebal yang memiliki bobot ringan namun kuat menampung bahan bakar. Meski ringan, kelemahan tanki berbahan plastik ini rawan bocor kalau terkena benturan. 2. Fuel filter Filter bensin berfungsi untuk menyaring kotoran yang terbawa oleh aliran bensin saat melintasi fuel feed. Dengan adanya filter ini maka bensin yang masuk ke injector nantinya sudah dalam kondisi bersih. Ada dua filter bensin dalam sistem efi yakni ; Filter kasar, terbuat dari rajutan kawat yang memiliki pori cukup besar. Fungsinya sebagai penyaring kotoran padat berukuran besar. Filter halus, terbuat dari bahan seperti kain dengan pori lebih kecil sehingga mampu menyaring kotoran berpartikel kecil. Pada fuel filter juga terdapat water sedimenter yang berfungsi memisahkan air kalau ada air yang terbawa aliran bensin. 3. Fuel pump Pompa bensin memiliki dua fungsi yakni ; Untuk mengalirkan bensin dari tanki ke injector. Meningkatkan tekanan bahan bakar pada fuel feed. Pompa bensin memang bukan hanya pada sistem EFI, tapi pada mesin-mesin karburator juga disediakan fuel pump. Namun pada sistem EFI, fuel pump sudah digerakan oleh energi listrik. Sehingga tidak membebani mesin. Lokasi fuel pump ini juga tersembunyi terendam didalam tanki bahan bakar. 4. Delivery pipe Delivery pipe adalah pipa yang terletak di ujung saluran bensin, fungsinya untuk menampung bensin yang dipompa oleh fuel pump. Pipa delivery ini biasanya terbuat dari bahan yang lebih keras, karena disinilah titik temu antara saluran bensin dan semua injector. Kalau dilihat, pipa ini memiliki beberapa lubang yang terdiri dari inlet hose yang terhubung ke saluran bensin dari tanki serta injector hose yang terhubung ke semua injector. 5. Injector Fungsi injektor adalah untuk mengeluarkan bensin dari dalam delivery pipe dengan komposisi yang pas. Injektor bekerja menggunakan sebuah solenoid. Ketika pada posisi normal mesin mati solenoid ini tidak mendapatkan tegangan listrik sehingga noozle pada injector tidak membuka. Sementara saat piston berada pada langkah hisap, solenoid akan diberikan tegangan listrik oleh ECU. Akibatnya timbul berakan aksial yang menyebabkan noozle terbuka. Karena bensin didalam delivery pipe itu sudah bertekanan, maka ketika noozle membuka bensin otomatis akan keluar. Lama waktu pemberian listrik ke solenoid ini mempengaruhi komposisi bensin yang keluar, semakin lama maka akan semakin banyak. 6. Pressure regulator Pressure regulator berfungsi untuk menjaga tekanan didalam saluran bensin tetap stabil. Pressure regulator diperlukan karena untuk menanggulangi kelebihan tekanan yang diakibatkan pompa bensin yang terus bekerja. Ketika terdeteksi tekanan bensin berlebih, maka bensin akan dialirkan kembali ke tanki sampai tekanan stabil. Besar kecil tekakan didalam saluran bensin ini juga mempengaruhi komposisi bensin yang keluar ke intake. 7. Fuel feed Fuel feed atau disebut juga selang bahan bakar berfungsi sebagai tempat mengalirnya bensin dari tanki ke injector. Umumnya selang bahan bakar terbuat dari bahan seperti mika yang memiki bobot ringan namun kuat menahan bensin bertekanan. Hanya saja, kelemahan bahan mika terletak pada kekuatannya apabila tertekuk. Maka akan mudah pecah. 8. Return feed Sebenarnya selang ini hampir sama seperti fuel feed, namun return feed berfungsi untuk mengalirkan bensin sisa saat kelebihan tekanan kembali menuju tanki. Saluran ini memanjang dari delivery pipe ke tanki. 9. Sensor Kalau berbicara soal sensor, berarti kita masuk ke komponen elektrikal EFI. Ada tiga komponen kelistrikan efi, yakni sensor, ECU dan injektor. Sensor sendiri merupakan alat untuk mendeteksi, yang hasilnya dijadikan sebagai acuan bagi ECU untuk menentukan lamanya injektor membuka. Apa yang dideteksi ? Ada beberapa kondisi yang dieteksi oleh sensor, antara lain massa udara yang masuk ke mesin, suhu udara yang masuk ke mesin, serta sudut pembukaan sensor. Oleh karena itu dalam mesin efi setidaknya ada 5 sensor yang terdiri dari ; MAF sensor IAT sensor MAP sensor TPS sensor CKP sensor Tapi pada mobil sekarang, sistem EFI tidak hanya bergantung pada 5 sensor itu. Ada beberapa tambahan sensor agar komposisi bensin yang keluar dari injektor semakin akurat. Baca pula ; Kumpulan sensor pada mesin mobil + fungsinya 10. ECU Apabila sensor fungsinya untuk mendeteksi, maka ECU berfungsi untuk mengolah data-data yang diperoleh dari sensor. Data dari 5 sensor tadi akan dikirimkan ke dalam ECU, lalu ECU akan melakukan processing. Hasil pemrosesan data didalam ECU berupa tegangan dengah interval waktu tertentu yang dikirimkan ke injektor agar noozle terbuka. Bagaimana ECU bisa mengolah data ? Kalau ini, mirip processor komputer namun yang diolah ada listrik yang memiliki tegangan variatif. Dan setiap nilai tegangannya memiliki arti tersendiri. 11. Baterai Pada sistem bahan bakar konvensional, baterai tidak menjadi bagian penting. Namun pada sistem EFI, karena namanya juga Electronic fuel injection, maka artinya sistem ini bekerja secara elektronika. Barang elektronika pasti memerlukan arus listrik, dengan kata lain sistem EFI tidak bisa dijalankan tanpa adanya arus dari baterai. Fungsi baterai pada sistem EFI adalah sebagai pemberi tegangan referensi umumnya 5 volt yang nantinya akan diolah oleh sensor sehingga memberikan tegangan balik ke ECU dengan nilai tegangan antara 0 hingga 5 Volt. Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai nama komponen sisrem EFI semoga bisa menambah wawasan kita semua. Facebook Twitter Whatsapp
MassAir Flow sensor atau sering disingkat MAF Sensor adalah salah satu komponen pada mobil dengan sistem EFI atau Electronic Fuel Injection. Sensor ini dipasang di tipe L (L-EFI) dan D (D-EFI). Kamu mungkin sudah tahu tentang komponen satu ini, minimal pernah mendengarnya saat lampu indikator mobil menyala.
– Semakin majunya teknologi pada kendaraan, membuat para produsen semakin berlomba-lomba dalam hal teknologi pada kendaraan produksinya dalam memberikan kenyamanan. Saat ini hampir semua kendaraan roda empat yang beredar sudah menggunakan sistem EFI Elektronic Fuel Injection . Sistem EFI adalah sistem dimana bahan bakar yang masuk ke ruang bakar di kontrol secara elektronik. Pada dasarnya sistem ini memiliki 3 komponen utama yakni sensor, ECU Electronic Control Unit dan aktuator. Sensor memiliki fungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throtle gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor tersebut kemudian diolah oleh ECU dan kemudian diteruskan ke aktuator. Dalam sistem bahan bakar, aktuatornya adalah injektor yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Jadi besarnya bahan bakar yang disemprotkan diatur oleh ECU berdasarkan informasi dari sensor-sensor pada mesin EFI itu sendiri. Lalu seperti apa bentuk sensor tersebut dan apa saja macamnya? Berikut penjelasan selengkapnya. 1. Sensor Air Flow Meter Sensor ini memiliki fungsi mendekteksi aliran udara volume yang masuk ke intake manifold. Air flow meter berupa potensio yang dilengkapi dengan pegas pengembali dan measuring plate. Besar kecilnya udara yang masuk akan berpengaruh pada putaran potensiometer. Karena potensiometer berputar maka tegangan output dari potensiometer juga berubah. Besarnya tegangan dari potensiometer ini diterima ECU sebagai signal. 2. Manifold Absolute Pressure Sensor Selain menggunakan air flow meter, volume udara yang masuk juga bisa dihitung dengan MAP sensor. Sensor ini menghitung kevakuman atau tekanan pada intake manifold. Besarnya kevakuman pada intake manifold diubah menjadi nilai tahanan pada MAP Sensor. 3. Throttle Position Sensor Throttle Position Sensor TPS terpasang pada throttle body. Sensor ini mendeteksi besarnya bukaan throttle dalam bentuk nilai tahanan. Sama seperti air flow meter, TPS juga menggunakan potensiometer. Cara kerjanya sama, ketika throttle berputar, potensiometer juga berputar dan nilai tahanan juga berubah. Karena nilai tahananya berubah, tegangan yang dikirim ke ECU juga ikut berubah. Nilai tegangan tersebut diterima ECU sebagai signal. 4. Water Temperatur Sensor Pada dasarnya sensor pada mesin mobil EFI menggunakan variable resistor atau resistor yang nilai tahananya bisa berubah ubah. Selain potensiometer, variable resistor yang digunakan untuk sensor lainya adalah thermistor. Resistor ini nilai tahananya berubah tergantung pada suhu. Thermistor digunakan pada water temperatur sensor atau WTS untuk mengetahui sushu air dingin suhu air, maka bahan bakar yang disemprotkan semakin banyak. 5. Intake Air Temperatur Sensor Seperti namanya, IATS berfungsi untuk mengetahui suhu udara yang masuk melalui intake manifold. Sensor ini juga berupa thermistor. Semakin dingin suhu udara, maka bahan bakar yang disemprotkan melalui injektor semakin banyak. 6. Crankshaft Position Sensor Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi putaran mesin dan menentukan timing pengapian. Fungsinya mirip dengan pulser pada sepeda motor. Pada beberapa mobil, sensor ini diletakan dekat noken sehingga bernama Crankshaft Position Sensor. 7. Oxygent Sensor Oxygen sensor terletak di exhaust manifold untuk mendeteksi emisi gas buang. Sensor ini berfungsi untuk mengevaluasi apakah campuran bahan bakar sudah tepat atau belum. Itulah beberapa sensor pada mesin mobil EFI. Jadi konsep dari sensor-sensor tersebut adalah menggunakan variable resistor, dimana ada tegangan input dan tegangan output. Tegangan output akan berubah-ubah tergantung nilai tahanan pada sensor. Tegangan tersebut kemudian ditangkap oleh ECU sebagai signal untuk kemudian di kalkulasi untuk menentukan banyaknya bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar.
- Οσаզαтэፁ рсаሷαγулጠջ о
- Яξуሰ гам
- Иኤявубፃлθռ аሹу հεхոжιγθ աժ
- ጶ уκ аχ хефኇхрахре
- Иви е
FungsiSensor-sensor pada Mesin EFI 1. Mass Air Flow (MAF) sensor Mass Air Flow (MAF) sensor memiliki fungsi mendekteksi aliran udara (volume) yang masuk ke intake manifold. Air flow meter berupa potensio yang dilengkapi dengan pegas pengembali dan measuring plate. Besar kecilnya udara yang masuk akan berpengaruh pada putaran potensiometer.
Macam-macam Aktuator dan Fungsinya pada Sistem EFI - Sistem EFI Electronic Fuel Injection pada mesin mobil modern adalah teknologi dalam sistem bahan bakar yang telah menggantikan teknologi sebelumnya konvensional karburator. Teknologi ini menggunakan perangkat elektronik dalam hal mensuplai bahan bakar dari tangki sampai ke ruang bakar. Tingkat akurasi, timing, durasi, dan tingkat homogenitas campuran udara dan bahan bakar lebih baik daripada generasi sebelumnya merupakan kelebihan utama dari sistem EFI. Dimana hal ini pada akhirnya mempengaruhi performa dan juga banyak komponen yang terlibat dalam sistem EFI, salah satunya adalah aktuator. Aktuator adalah komponen penting pada sistem EFI yang berfungsi mengendalikan sinyal elektronik dari sistem EFI untuk mengontrol penginjeksian bahan bakar ke dalam ruang bakar. Ada banyak jenis aktuator yang digunakan dalam sistem EFI, dan dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa macam aktuator pada sistem AktuatorAktuator adalah komponen elektronik pada sistem EFI yang berfungsi sebagai pengendali gerakan mekanik. Pada kendaraan yang sudah menggunakan kontrol bahan bakar yang dikontrol secara elektrik sistem EFI, Aktuator pada sistem ini bertugas mengubah sinyal tegangan listrik yang diterima dari ECU Electronic Control Unit dari sensor sensor EFI menjadi gerakan mekanik yang diperlukan untuk mengendalikan komponen-komponen mekanis pada sistem pada sistem EFI terdiri dari beberapa jenis, seperti injector, idle speed control ISC, kontrol fuel pump, dan kontrol Cut A/C, ESA, OCV, VVTdan EGR. Masing-masing jenis aktuator ini memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam mengontrol penginjeksian bahan bakar ke dalam Aktuator pada Sistem EFI1. InjectorInjector adalah aktuator utama pada sistem EFI yang berfungsi menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar mesin. Setiap silinder pada mesin memiliki satu injector yang terhubung ke manifold intake. Ketika sinyal tegangan dari ECU diterima oleh aktuator injektor, injektor akan membuka untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan oleh ECU berdasarkan kalkulasi dari sinyal input yang diberikan oleh setiap sensor. Bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor harus sesuai dengan kebutuhan mesin agar mesin dapat beroperasi dengan baik dan tentunya pemakaian bahan bakar yang lebih Idle Speed Control ISCIdle Speed Control ISC adalah aktuator yang mengontrol jumlah udara yang masuk ke dalam mesin saat mesin dalam kondisi idle stasioner. Ketika mesin berada dalam keadaan idle, butterfly valve pada throttle body akan tertutup dan jumlah udara yang masuk ke dalam mesin sangat kecil. Untuk menjaga mesin tetap berjalan stabil, ISC akan membuka untuk memasok udara tambahan ke dalam mesin. Sinyal berupa tegangan dari ECU akan membuka atau menutup ISC untuk menjaga kestabilan putaran mesin saat mesin dalam keadaan Kontrol Fuel PumpKontrol fuel pump berfungsi untuk mengontrol pompa bahan bakar agar dapat menghisap dan memompa bahan bakar sampai ke injektor dengan tekanan yang tepat dan pada saat yang tepat. Kontrol fuel pump akan mematikan pompa bahan bakar ketika tidak fuel pump bertugas untuk mengontrol tekanan bahan bakar, waktu penyaluran bahan bakar, konsumsi bahan bakar, dan keamanan sistem bahan bakar. Dengan pengaturan yang tepat oleh kontrol fuel pump, sistem bahan bakar EFI dapat berfungsi dengan baik dan memastikan kinerja mesin yang Kontrol Cut ACKontrol cut AC merupakan salah satu aktuator pada sistem EFI yang berfungsi untuk mengontrol putaran idle mesin ketika sistem pendingin udara AC dihidupkan. Ketika AC dihidupkan, beban tambahan pada mesin akan menyebabkan putaran idle turun. Untuk mengatasi hal ini, aktuator kontrol cut AC akan meningkatkan putaran idle mesin sehingga dapat menangani beban tambahan yang ditimbulkan oleh tekanan AC akan mendeteksi ketika AC dihidupkan dan memberikan sinyal ke ECU. ECU kemudian akan mengirimkan sinyal ke aktuator kontrol cut AC untuk meningkatkan putaran idle mesin. Saat AC dimatikan, aktuator kontrol cut AC akan kembali ke posisi semula dan putaran idle mesin akan kembali aktuator kontrol cut AC sangat penting untuk menjaga kinerja mesin yang stabil dan mengoptimalkan efisiensi bahan bakar. Tanpa aktuator kontrol cut AC, mesin mungkin tidak dapat menangani beban tambahan yang ditimbulkan oleh AC dan dapat mengalami masalah seperti kehilangan tenaga atau bahkan mati kontrol Cooling Fan pada sistem EFI adalah komponen yang bertanggung jawab untuk mengontrol kipas pendingin mesin atau Cooling Fan. Cooling Fan pada sistem EFI berfungsi untuk menghilangkan panas yang dihasilkan oleh mesin selama operasi normal dan menjaga suhu mesin agar tetap pada level yang Kontrol Electric FanElectric Fan merupakan salah satu aktuator pada sistem EFI yang terhubung ke sensor suhu mesin dan ECU Electronic Control Unit. Sensor suhu mesin akan memantau suhu mesin dan memberikan sinyal ke ECU ketika suhu mesin mencapai level tertentu. ECU kemudian akan mengirimkan sinyal ke aktuator kontrol Cooling Fan untuk menghidupkan Cooling aktuator kontrol Cooling Fan sangat penting untuk menjaga suhu mesin tetap stabil dan mencegah terjadinya overheating yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Tanpa aktuator kontrol Cooling Fan, Cooling Fan mungkin tidak akan berfungsi dengan efektif dan suhu mesin dapat meningkat dengan cepat, menyebabkan kerusakan pada mesin dan memperpendek masa pakai Electronic Spark AdvancerElectronic Spark Advancer merupakan salah satu aktuator dalam sistem kontrol EFI. ESA berfungsi untuk mengatur waktu pengapian pada mesin. Pengaturan waktu pengapian yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan kinerja mesin dan meningkatkan efisiensi bahan mesin dengan sistem EFI, waktu pengapian dikendalikan oleh ESA secara elektronik. ESA menggunakan sensor seperti sensor putaran mesin, sensor tekanan udara, dan sensor temperatur untuk menentukan waktu pengapian yang tepat untuk mengumpulkan data dari sensor-sensor tersebut dan menggunakan algoritma yang terprogram untuk menentukan waktu pengapian yang ideal untuk kondisi mesin saat itu. ESA kemudian akan mengirimkan sinyal ke ECU Electronic Control Unit untuk mengatur waktu pengapian sesuai dengan yang utama ESA adalah untuk meningkatkan kinerja mesin dan mengoptimalkan efisiensi bahan bakar. Dengan mengatur waktu pengapian secara tepat, ESA dapat membantu mempercepat pembakaran bahan bakar, meningkatkan tenaga mesin, dan mengurangi emisi gas buang. Selain itu, ESA juga dapat membantu mencegah kerusakan pada mesin dan memperpanjang masa pakai mesin dengan mengurangi tekanan pada sistem Exhaust Gas Recirculating EGRExhaust Gas Recirculating EGR merupakan salah satu aktuator pada sistem EFI Electronic Fuel Injection yang bertanggung jawab untuk mengatur aliran gas buang yang masuk kembali ke dalam ruang bakar mesin pada kendaraan utama dari sistem EGR adalah untuk mengurangi emisi gas buang, dengan cara mengalirkan kembali sebagian gas buang yang tidak terbakar ke dalam ruang bakar mesin. Dengan cara ini, suhu pembakaran di dalam ruang bakar akan menurun dan mengurangi emisi gas buang berbahaya seperti nitrogen oksida NOx.Aktuator EGR bekerja dengan cara membuka atau menutup katup EGR untuk mengontrol aliran gas buang yang masuk kembali ke dalam ruang bakar mesin. Sinyal elektronik dari unit kontrol mesin ECU akan menginstruksikan aktuator EGR untuk membuka atau menutup katup EGR sesuai dengan kondisi mesin, seperti kecepatan kendaraan, beban mesin, dan suhu Oil Control ValveOCV merupakan salah satu aktuator pada sistem EFI yang berfungsi untuk mengontrol tekanan oli di dalam mesin sistem EFI, OCV biasanya dikendalikan oleh sebuah solenoid atau motor DC yang terhubung ke unit kontrol mesin ECU sebagai aktuator. Ketika ECU memberikan sinyal, aktuator akan memungkinkan oli mesin mengalir ke dalam OCV dan mengatur tekanan oli di dalam mesin Variable Valve Timing VVTVariable Valve Timing VVT adalah sebuah teknologi yang memungkinkan pengaturan waktu pembukaan dan penutupan katup secara variabel sesuai dengan kondisi operasi mesin. Teknologi ini memungkinkan mesin untuk bekerja dengan lebih efisien dan mengoptimalkan tenaga yang dihasilkan, baik pada saat mesin bekerja pada kecepatan rendah maupun mengatur waktu pembukaan dan penutupan katup pada teknologi VVT, digunakan komponen yang disebut sebagai VVT Actuator. VVT Actuator biasanya dikendalikan oleh solenoid atau motor DC yang menggerakkan mekanisme di dalamnya untuk mengatur posisi katup pada saat yang menggunakan VVT, mesin dapat menghasilkan tenaga yang lebih optimal dengan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, serta mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan. Oleh karena itu, VVT menjadi salah satu teknologi yang penting dalam sistem EFI dan merupakan bagian dari komponen aktuator pada sistem sekilas pembahasan mengenai Macam-macam Aktuator dan Fungsinya pada Sistem EFI. Baca juga info lain seputar sistem EFI pada artikel lain
Sistempengontrolan penginjeksian bahan bakar dewasa ini berkembang dengan pesat , terutama pada mesin bensin. Namun harus kita ingat bahwa tidak hanya kendaraan dengan bahan bakar bensin yang menggunakan sistem control injeksi. Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang diisap dan untuk mengontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai.
Sensor – Sensor Pada Sistem EFI Beserta Fungsinya – Untuk mobil yang menggunakan sistem EFI Electronic Fuel Injection. Sistem EFI adalah sistem dimana bahan bakar yang masuk ke ruang bakar di kontrol secara elektronik. Sistem bahan bakar EFI tersusun dari 3 komponen utama yaitu sensor, ECU Electronic Control Unit dan aktuator. Sensor pada sistem EFI berfungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throtle gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor tersebut kemudian diolah oleh ECU yang kemudian diteruskan ke aktuator. Berikut Sensor Yang Terdapat Pada Sistem EFI Beserta Fungsinya 1. Air Temperatur Sensor Kepadatan Oxigen dalam udara akan berkurang jika temperatur naik dan bertambah jika temperatur turun. Dalam hal ini jumlah bahan bakar yang di injeksikan tetap, maka campuran gas akan menjadi terlalu kaya pada saat temperatur tinggi dan jika temperatur turun, campuran gas menjadi kurus. Untuk mencegah hal tersebut sebuah sensor temperatur yang mendeteksi temperatur udara masuk dipasangkan di Hose Air Cleaner. Sensor ini mendeteksi temperatur udara masuk dan mengubahnya menjadi signal tegangan ke mudian mengirimnya ke ECU. Komputer menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah yang cukup berdasarkan temperatur udara masuk dan kondisi mesin yang di dapat dari input signal-signal sensor lainnya. Air Temperatur Sensor 2. ECT Engine Coolant Temperature ECT Engine Coolant Temperature atau WTS Water Temperature Senor berfungsi untuk mendeteksi suhu pendingin mesin dengan thermistor yang ada di dalamnya, dimana bila dalam kondisi dingin nilai resistannya besar tapi sebaliknya bila panas nilai resistannya kecil. Ketika temperatur air pendingin rendah maka ECT sensor akan mengirimkan signal voltage rendah ke ECU, sebaliknya bila temperatur air pendingin tinggi, ECT Sensor akan memberi signal voltage tinggi ke ECU karena resistannya kecil. Bedasarkan signal ini ECU menambah injeksi bahan bakar saat mesin dingin dan mengurangi bahan bakar pada saat mesin panas. ECT Sensor 3. MAP Manifold Absolut Pressure Pada EFI type D-jetronik, MAP sensor di gunakan untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke intake manifold. MAP sensor mendeteksi kevacuman yang ada pada intake manifold dan mengukur secara langsung jumlah udara yang masuk, kemudian mengirim signalnya ke ECU. Ketika kevacuman pada intake manifold tinggi, tegangan output pada MAP sensor rendah, sehingga ECU akan menilai bahwa jumlah udara masuk sedikitdan mengurangi penginjeksian bahan bakar. Ketika kevacuman pada intake manifold rendah, tegangan output pada MAP sensor akan tinggi, sehingga ECU akan menilai bahwa jumlah udara yang masuk banyak dan injeksi bahan bakar di tambah. Manifold Absolut Pressure Sensor 4. TPS Throttle Position Sensor TPS dibuat menyatu dengan Idle Switch dan dipasang pada Shaft Throttle Valve sehingga akan mengikuti gerakan membuka dan menutupnya Throttle Valve. Didalamnya terdapat Variable Resistor yang dapat berubah-ubah nilai resistannya serta switch on-off sebagai Idle Switch untuk mengetahui posisi Throttle Valve pada posisi tertutup penuh idling atau mesin hidup idling ECU mendapat informasi dari Idle Switch dengan mengirimkan signal on ke ECU. Jika pedal gas kita injak Idle Switch akan mengirimkan signal off ke ECU, selanjutnya ECU mendapat informasi dari TPS untuk mengetahui seberapa besar terbukanya Throttle Valve dan menghitung jumlah udara yg masuk sehingga dapat menghitung seberapa banyak bahan bakar yang harus di injecsikan. Throttle Position Sensor TPS 5. Potensiometer Sensor ini berfungsi untuk melakukan penyetelan Idle Mixture setelan bensin secara manual. Didalamnya terdapat Variable Resistor yang dapat berubah-ubah nilai tahanannya jika diputar ke kiri nilai tahannya besar dan sebaliknya. Input yg diberikan sensor ini ke ECU berupa tegangan yang besarnya tergantung dari nilai tahanannya. Jika nilai tahanannya besar, maka input tegangan yang di berikan ke ECU jadi kecil. ECU akan menginjeksikan bahan bakar dengan perbandingan campuran bahan bakar dan udara yang kurus dan sebaliknya. Potensiometer 6. CKP Crankshaft Position Sensor Sensor ini akan meberikan signal Engine Speed dan sudut poros engkol ke ECU sehingga ECU bisa menentukan frequency penginjeksian bahan bakar. Terminal B pada Distributor merupakan Ne-Signal yg masuk ke ECU terminal no. 33. Crank Signal Ne—Signal 7. Top Dead Centre Sensor G-Signal Sensor ini akan mengirimkan signal ke ECU untuk mengetahui posisi piston di cylider no. 1 dalam posisi di atas. Signal ini yang akan memberikan informasi ke ECU untuk memberikan Ijeksi bahan bakar secara berurutan ke tiap cylinder. Terminal A pada distributor merupakan G-Signal yang masuk ke ECU terminal no. 42. Top Dead Centre Sensor G-Signal 8. Key Switch Kunci Kontak Sensor ini akan memberikan informasi ke ECU bahwa mesin dalam keadaan start atau on. Dari input sensor ini ECU akan menginjeksikan bahan bakar sesuai kebutuhan mesin Baik pada posisi start ataupun on. Key Switch Kunci Kontak 9. AC Switch ECU akan mengetahui AC hidup atau tidak dari AC Switch. Pada waktu AC switch on ECU akan mengaktifkan Idle Speed Control Valve untuk membuka lebih besar dibandingkan pada posisi idling sehingga udara dapat masuk lebih banyak dan penginjeksian bahan bakar ditambah sebagai Idle –up AC Switch 10. Cooling Fan Relay ECU akan mengetahui Motor Fan Radiator sedang on atau off dari sensor ini. Ketika Motor Fan Radiator on bekerja ECU akan memerintahkan Idle Speed Control Valve sebagai idle up untuk membuka saluran udara masuk lebih besar, sehingga beban elektrikal pada waktu idling tidak mempengaruhi performance mes Cooling Fan Relay
BeberapaSensor pada Mesin Mobil EFI dan Fungsinya. Sensor Mesin Mobil EFI - Hampir setiap mobil yang saat ini beredar menggunakan sistem EFI atau Electronic Fuel Injection. Sistem EFI adala Saturday, June 30, 2018 Otomotif. Inilah cara mengatur kopling manual dan hidraulik, mudah!
Pada artikel sebelumnya, kita sudah pernah membahas sistem Electronic Fuel Injection EFI yang konsep kerjanya menggunakan tiga komponen dasar yaitu, Sensor, Prosessor, dan Actuator. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas beberapa macam sensor dan fungsinya yang ada pada sistem Electronic Fuel Injection EFI. Sensor secara garis besar memiliki fungsi mendeteksi dan mengukur nilai-nilai fisik untuk kemudian diubah menjadi nilai listrik yang akan digunakan oleh Engine Control Unit sebagai data input masukan tentang kondisi yang terjadi pada mesin secara aktual. Dalam sistem EFI jumlah sensor yang digunakan biasanya lebih dari satu. Masing-masing sensor memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Ada sensor yang digunakan untuk mengukur udara, mengukur suhu air, bahkan menghitung jumlah putaran pada poros engkol mesin. Berikut adalah daftar macam-macam sensor pada Electronic Fuel Injection EFI 1. Intake Air Temperature Sensor IAT Intake Air Temperature Sensor IAT sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur suhu dan temperatur udara yang masuk kedalam intake manifold. Sensor ini biasanya diletakkan dekat dengan filter udara dan menjadi satu tempat dengan Mass Air Flow Sensor dan Barometric Pressure Sensor .2. Barometric Pressure Sensor Barometric Pressure Sensor adalah sensor yang digunakan untuk mengukur tekanan udara berdasarkan ketinggian tempat dengan menggunakan Semi konduktor. Dimana diketahui bahwa semakin tinggi suatu tempat dari permukaan air laut, maka tekanan udaranya akan semakin kecil. Barometric Pressure Sensor ini umum diletakkan berdekatan dengan Air Flow Sensor dan Intake Air Temperatur Mass Air Flow Sensor MAF Mass Air Flow Sensor MAF adalah salah satu jenis dari dari beberapa macam Air Flow Meter Sensor yang umum digunakan pada sistem EFI. Mass Air Flow Sensor MAF ini berfungsi untuk mengukur jumlah dan massa udara yang masuk kedalam intake manifold. 4. Throttle Position Sensor TPS Throttle Position Sensor TPS adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur derajat sudut buka dan tutup Throttle Valve katup pedal gas. Dipasang dekat dengan throttle body, Throttle Position Sensor digunakan sebagai data oleh ECU untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan di injeksikan ke mesin. 5. Acceleration Pedal Sensor APS Acceleration Pedal Sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi jarak pedal gas dari titik awal. APS ini umum digunakan pada mobil dengan sistem EFI yang sudah menggunakan sistem DBW Drive By Wire 6. Manifold Absolute Pressure Sensor MAP Manifold Absolute Pressure Sensor MAP ini adalah sensor yang digunakan untuk mengukur tekanan udara vakum di dalam intake manifold. Data dari sensor ini digunakan untuk mengatur timing pengapian berdasarkan beban kerja Crankshaft Position Sensor CKP Crankshaft Position Sensor CKP adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran mesin RPM. Sesuai namanya, sensor ini akan mengukur putaran crankshaft poros engkol guna mengetahui kecepatan mesin per satuan waktu putaran. Baca 3 Fungsi sensor ckp pada mesin injeksi8. Camshaft Position Sensor CMP Camshaft Position Sensor CMP adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur derajat dan posisi puncak Top dari camshaft noken as pada tiap-tiap silinder mesin. Posisi top yang dimaksud adalah posisi puncak sebuah piston pada sebuah silinder, yaitu posisi piston-nya sedang berada di akhir langkah kompresi dan akan memulai langkah usaha. 9. Knock Sensor / Detonation Sensor Knock Sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur getaran abnormal yang terdengar seperti ketukan Knock akibat pembakaran yang tidak sempurna di dalam mesin. Menggunakan bahan piezo electric, knock sensor umum di tempatkan pada bagian dinding blok mesin. 10. Oil pressure sensor Oil pressure sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur tekanan oli mesin yang sedang mengalir di main gallery blok mesin. Saat tekanan oli di dalam mesin berkurang, sensor ini akan mengirimkan peringatan ke pengemudi melalui indicator oli. Namun, jika tekanan oli tidak ada, maka secara otomatis, mesin akan Oxygen sensor Oxygen sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kadar oksigen didalam gas buang. Dipasang pada bagian muffler, Oxygen sensor akan menentukan timing dan waktu pengapian serta jumlah injeksi bahan bakar agar didapat pembakaran yang sesuai sehingga emisi gas buang menjadi lebih ramah Engine Coolant Temperature Sensor ECT Engine Coolant Temperature Sensor ECT adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan suhu dan temperatur air pendingin mesin, dimana suhu air pendingin digunakan sebagai indikator suhu mesin pada sistem EFI. Data suhu dari Engine Coolant Temperature Sensor ini digunakan oleh ECU untuk mengontrol Radiator Motor Fan. 13. Vehicle Speed Sensor Vehicle Speed Sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran roda kendaraan. Umumnya terletak di bagian output transmisi yang berhubungan dengan as roda kendaraan.
ApaItu Sensor MAF pada Mesin Mobil dan Fungsinya? Agung Kurniawan. 03/02/2022. (EFI), tepatnya pada tipe L (L-EFI) dan D (D-EFI). Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Division
Jika kalian anak teknik otomotif, tidak salah sering-sering mampir ke blog kami. Semakin kalian sering mampir ke blog ini, berarti kalian senang dengan cara penyajian informasi yang kami tuliskan. Okelah, munculnya tulisan ini berawal dari banyaknya materi otomotif yang membahas tentang sistem EFI Electronic Fuel Injection atau sering juga disebut sistem injeksi. Namun banyak guru yang menjelaskan hanya sepintas dan dikasih tugas untuk browsing-browsing materinya. Parah banget kan? Oleh karena itu, kami sebagai salah satu guru otomotif berinisiatif untuk membagikan ilmu melalui tulisan ini. Simak bersama ulasan berikut ya. Pengertian Sensor pada Mobil Sejatinya konsep dari sensor-sensor pada mesin injeksi adalah menggunakan variable resistor. Dalam variable resistor terdapat tegangan input dan tegangan output. Tegangan output akan berubah-ubah tergantung nilai tahanan pada sensor. Selanjutnya tegangan tersebut ditangkap oleh ECU Electronic Control Unit sebagai signal yang kemudian dikalkulasi untuk menentukan banyaknya bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar. Baca Juga Fungsi dan Cara Kerja Mass Air Flow MAF Sensor pada Mobil EFI Macam-macam Sensor pada Mobil 1. Air Flow Meter Sensor AFM Air Flow Meter Sensor berfungsi untuk mendeteksi jumlah udara yang masuk ke ruang bakar melalui intake manifold. Sensor ini dilengkapi dengan return spring dan measuring plate untuk mendeteksi besar kecilnya udara melalui putaran potensiometer. Putaran inilah yang menyebabkan tegangan output potensiometer berubah-ubah yang selanjutnya informasi ini diterima oleh ECU sebagai signal jumlah udara yang masuk melewati intake manifold. 2. Intake Air Temperatur Sensor IAT Intake Air Temperatur Sensor berfungsi untuk mengukur suhu udara yang akan masuk kedalam intake manifold. Sensor ini terletak berdekatan dengan filter udara. Sensor ini berupa thermistor, yang mana semakin dingin suhu udara, maka bahan bakar yang disemprotkan melalui injektor juga semakin banyak. 3. Throttle Position Sensor TPS Throttle Position Sensor berfungsi untuk mengukur sudut bukaan katup gas. Sensor ini mendeteksi besarnya bukaan throttle dalam bentuk nilai tahanan. Selanjutnya data ini akan digunakan untuk menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan ke ruang bakar. TPS terpasang pada throttle body. 4. Manifold Absolute Pressure Sensor MAP Manifold Air Pressure Sensor berfungsi untuk mengukur tekanan udara didalam intake manifold / kevakuman intake manifold. Besarnya kevakuman pada intake manifold diubah menjadi nilai tahanan pada MAP Sensor. Sensor ini menggantikan vacum advancer pada pengapian konvensional yang akan mengatur timing pengapian berdasarkan putaran dan beban mesin. 5. Crankshaft Position Sensor CKP Crankshaft Position Sensor berfungsi untuk mengetahui kecepatan mesin RPM dan menentukan timing pengapian. Sensor ini terletak didekat noken / camshaft dalam blok mesin. 6. Camshaft Position Sensor CMP Camshaft Position Sensor berfungsi untuk mengetahui posisi “top” pada salah satu silinder serta untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve. Sensor ini pada dasarnya sama dengan CKP sensor. Namun, CMP digunakan pada camshaft dan terletak pada head cylinder. 7. Water Temperatur Sensor WTS Water Temperatur Sensor berfungsi untuk mengetahui suhu air pendingin. Semakin rendah suhu pendingin, maka bahan bakar yang di injeksikan semakin banyak. Untuk merubah nilai tahanan sebagai sinyal yang di informasikan ke ECU, sensor ini dilengkapi dengan thermistor dan variable resistor. 8. Knock Sensor Knock Sensor berfungsi untuk mendeteksi knocking pada engine. Knock sensor menggunakan bahan piezeo electric yang akan mengeluarkan tegangan saat mendeteksi getaran. Tegangan tersebut dikirimkan ke ECU untuk memperbaiki pengapian. Knocking ketukan terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna, efeknya akan menimbulkan suara ketukan di dinding block cylinder. 9. Oil Pressure Sensor Oil Pressure Sensor berfungi untuk mengirimkan peringatan ke pengemudi melalui MIL Malfunction Indicator Lamp ketika tekanan oli dalam mesin berkurang. Apabila tekanan oli tiba-tiba drop, secara otomatis mesin akan berhenti. 10. Fuel Tank Pressure Sensor Fuel Tank Pressure Sensor berfungsi untuk mendeteksi tekanan bahan bakar dalam tanki. Tekanan didalam tanki bahan bakar terbentuk karena uap bahan bakar dan goncangan saat kendaraan berjalan. Uap ini kemudian diolah menggunakan sistem carcoal canister. 11. Oxygent Sensor Oxygent Sensor berfungsi untuk mendeteksi kadar oksigen didalam gas buang. Oksigen yang terkandung didalam gas buang mengindikasikan pembakaran yang kurang sesuai. Sensor ini berfungsi untuk mengevaluasi apakah AFR Air Fuel Ratio sudah tepat atau belum. Jika AFR campuran bahan bakar dan udara lebih kurus daripada AFR stoikiometri 141, maka gas oksigen informasi ini akan diterima oleh ECU yang kemudian informasi dari sensor ini digunakan untuk menentukan pengapian yang lebih sempurna. Demikian dulu ilmu yang bisa kami bagikan dalam artikel kali ini, semoga dengan sedikit tulisan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kalian. Terima kasih telah berkunjung, salam otomotif.
KomponenSistem EFI dan Fungsinya. 1. MAP Sensor, Map sensor terletak di rumah filter udara, memiliki tiga kabel yang berfungsi untuk mendeteksi kevacuuman pada intake manifol atau camber. Sistem kerja sudah ditulis silakan kunjungi Artikel Sistem Kerja Map Sensor Pada Mobil Injeksi Tipe D. Gambar Letak Map sensor Avanza,Xenia,Terios dan Rush
Sensor - Sensor Pada Sistem EFI Beserta Fungsinya - Untuk mobil yang menggunakan sistem EFI Electronic Fuel Injection. Sistem EFI adalah sistem dimana bahan bakar yang masuk ke ruang bakar di kontrol secara elektronik. Sistem bahan bakar EFI tersusun dari 3 komponen utama yaitu sensor, ECU Electronic Control Unit dan aktuator. Sensor pada sistem EFI berfungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throtle gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor tersebut kemudian diolah oleh ECU yang kemudian diteruskan ke aktuator. Sensor-Sensor Sistem EFI Dan Fungsinya 1. Intake Air Temperature Sensor IAT Sensor Kepadatan oxigen dalam udara akan berkurang saat temperatur atau suhu naik dan akan bertambah saat suhu turun. Dalam hal ini jumlah bahan bakar yang di injeksikan tetap, maka campuran gas akan menjadi terlalu kaya pada saat temperatur tinggi dan jika temperatur turun, campuran gas menjadi kurus. Untuk mencegah hal tersebut sebuah sensor temperatur yang mendeteksi temperatur udara masuk dipasangkan di Hose Air Cleaner. Sensor ini mendeteksi temperatur udara masuk dan mengubahnya menjadi signal tegangan kemudian mengirimnya ke ECU. Komputer menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah yang cukup berdasarkan temperatur udara masuk dan kondisi mesin yang di dapat dari input signal-signal sensor lainnya. Air Temperatur Sensor 2. Engine Coolant Temperature ECT ECT Engine Coolant Temperature atau WTS Water Temperature Senor berfungsi untuk mendeteksi suhu pendingin mesin dengan thermistor yang ada di dalamnya, jika dalam kondisi dingin nilai resistannya besar dan sebaliknya jika panas nilai resistannya kecil. Ketika temperatur air pendingin rendah maka ECT sensor akan mengirimkan signal voltage tegangan rendah ke ECU. Sebaliknya jika temperatur air pendingin tinggi, ECT Sensor akan memberi signal tegangan tinggi ke ECU karena resistannya kecil. Bedasarkan signal ini ECU menambah injeksi bahan bakar saat mesin dingin dan mengurangi bahan bakar pada saat mesin panas. ECT Sensor 3. Manifold Absolut Pressure MAP Pada EFI type D-jetronik, MAP sensor di gunakan untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke intake manifold. MAP sensor mendeteksi kevacuman yang ada pada intake manifold dan mengukur secara langsung jumlah udara yang masuk, kemudian mengirim signalnya ke ECU. Ketika kevacuman pada intake manifold tinggi, tegangan output pada MAP sensor rendah, sehingga ECU akan menilai bahwa jumlah udara masuk sedikitdan mengurangi penginjeksian bahan bakar. Ketika kevacuman pada intake manifold rendah, tegangan output pada MAP sensor akan tinggi, sehingga ECU akan menilai bahwa jumlah udara yang masuk banyak dan injeksi bahan bakar di tambah. Manifold Absolut Pressure Sensor 4. Throttle Position Sensor TPSThrottle position sensor terpasang di throttle body, dibuat menyatu dengan idle switch dan dipasang pada throttle valve katup gas sehingga jika terjadi perubahan gerakan membuka dan menutup pada throttle valve maka TPS akan medeteksinya dan mengirimkan sinyal listrik ke terdapat Variable Resistor yang dapat berubah-ubah nilai resistannya serta switch on-off sebagai idle switch saklar langsam untuk mengetahui posisi Throttle Valve pada posisi tertutup penuh idling atau mesin hidup idling ECU mendapat informasi dari idle switch dengan mengirimkan signal on ke ECU. Jika pedal gas diinjak maka idle switch akan mengirimkan signal off ke ECU. Selanjutnya ECU mendapat informasi dari TPS untuk mengetahui seberapa besar terbukanya Throttle Valve dan menghitung jumlah udara yg masuk sehingga dapat menghitung seberapa banyak bahan bakar yang harus di ini juga berfungsi untuk mengontrol bahan bakar agar terhenti ketika kendaraan melakukan deselerasi. Bukaan katup throtle yang besar akan membuat injektor membuka dalam waktu yang lebih lama bahan bakar yang diinjeksikan lebih banyak. Throttle Position Sensor TPS 5. Potensiometer Sensor ini berfungsi untuk melakukan penyetelan Idle Mixture setelan bensin secara manual. Didalamnya terdapat Variable Resistor yang dapat berubah-ubah nilai tahanannya jika diputar ke kiri nilai tahannya besar dan sebaliknya. Input yg diberikan sensor ini ke ECU berupa tegangan yang besarnya tergantung dari nilai tahanannya. Jika nilai tahanannya besar, maka input tegangan yang di berikan ke ECU jadi kecil. ECU akan menginjeksikan bahan bakar dengan perbandingan campuran bahan bakar dan udara yang kurus dan sebaliknya. Potensiometer 6. Crankshaft Position Sensor CKP Sensor Sensor ini akan meberikan signal Engine Speed dan sudut poros engkol ke ECU sehingga ECU bisa menentukan frequency penginjeksian bahan bakar. Terminal B pada Distributor merupakan Ne-Signal yg masuk ke ECU terminal no. 33. Crank Signal Ne—Signal 7. Top Dead Centre Sensor G-Signal Sensor ini akan mengirimkan signal ke ECU untuk mengetahui posisi piston di cylider no. 1 dalam posisi di atas. Signal ini yang akan memberikan informasi ke ECU untuk memberikan Ijeksi bahan bakar secara berurutan ke tiap cylinder. Terminal A pada distributor merupakan G-Signal yang masuk ke ECU terminal no. 42. Top Dead Centre Sensor G-Signal 8. Key Switch Kunci Kontak Sensor ini akan memberikan informasi ke ECU bahwa mesin dalam keadaan start atau on. Dari input sensor ini ECU akan menginjeksikan bahan bakar sesuai kebutuhan mesin Baik pada posisi start ataupun on. Key Switch Kunci Kontak 9. AC Switch ECU akan mengetahui AC hidup atau tidak dari AC Switch. Pada waktu AC switch on ECU akan mengaktifkan Idle Speed Control Valve untuk membuka lebih besar dibandingkan pada posisi idling sehingga udara dapat masuk lebih banyak dan penginjeksian bahan bakar ditambah sebagai Idle –up AC Switch 10. Cooling Fan Relay ECU akan mengetahui Motor Fan Radiator sedang on atau off dari sensor ini. Ketika Motor Fan Radiator on bekerja ECU akan memerintahkan Idle Speed Control Valve sebagai idle up untuk membuka saluran udara masuk lebih besar, sehingga beban elektrikal pada waktu idling tidak mempengaruhi performance mes Cooling Fan Relay
Dimanafungsi utama dari sistem EFI ini adalah untuk memasukkan bensin ke aliran udara agar nantinya bisa masuk ke dalam intake dengan cara perbandingan yang pas. Didalam sistem efi sendiri terdapat beberapa sensor yang sangat penting. Sensor sendiri merupakan sebuah komponen pendeteksi pada suatu keadaan.
lPm8. 6ea90jr1yu.pages.dev/9236ea90jr1yu.pages.dev/476ea90jr1yu.pages.dev/626ea90jr1yu.pages.dev/5446ea90jr1yu.pages.dev/9926ea90jr1yu.pages.dev/5886ea90jr1yu.pages.dev/256ea90jr1yu.pages.dev/5106ea90jr1yu.pages.dev/4796ea90jr1yu.pages.dev/4736ea90jr1yu.pages.dev/3676ea90jr1yu.pages.dev/4676ea90jr1yu.pages.dev/6436ea90jr1yu.pages.dev/736ea90jr1yu.pages.dev/684
sensor efi dan fungsinya